Saturday, June 2, 2012
Masalah Kesehatan Cacing Cambuk
Do you like this story?
Trichuris Trichiura sebagai Soil Transmitted Helminth
Trichuris Trichiura |
Soil Transmitted Helminth (STH) adalah cacing yang dalam siklus hidupnya memerlukan stadium di tanah yang sesuai untuk berkembang menjadi bentuk infektif bagi manusia. Jenis STH yang paling penting yang penularannya melalui lalat sebagai vektor mekanik adalah Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Kedua jenis cacing ini termasuk dalam kelompok infektif, dimana manusia merupakan hospesnya
Trichuris trichiura adalah spesies cacing yang termasuk ke dalam phylum Nematoda, kelas Aphasmidia, ordo Enoplida, super famili Trichuridae, famili Trichinellida dan genus Trichuris.
Cacing ini bersifat kosmopolit terutama ditemukan di daerah panas dan lembab, seperti di Indonesia. Cacing betina panjangnya kira-kira 5 cm, sedangkan cacing jantan kira-kira 4 cm. Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya kira-kira 3/5 dari panjang seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya lebih gemuk, pada cacing betina bentuknya membulat tumpul dan pada cacing jantan melingkar dan terdapat satu speculum. Bagian anteriornya seperti cambuk masuk ke dalam mukosa usus.
Seekor cacing betina diperkirakan menghasilkan telur setiap hari antara 3.000 – 10.000 butir. Telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron, berbentuk seperti tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutup. Kulit telur bagian luar berwarna kekuning-kuningan dan bagian dalamnya jernih (Lihat Gambar 5). Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja.
Telur tersebut menjadi matang dalam waktu 3 – 6 minggu dalam lingkungan yang sesuai, yaitu pada tanah yang lembab dan tempat yang teduh. Telur matang ialah telur yang berisi larva dan merupakan bentuk infektif. Cara infeksi langsung bila secara kebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke daerah kolon. Jadi cacing ini tidak mempunyai siklus paru. Masa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai menjadi cacing dewasa betina mengeluarkan telur kira-kira 30 – 90 hari.
Untuk menghindari terjadi penyebaran penyakit kecacingan, maka perlu dilakukan tindakan untuk memutus rantai penularannya, yaitu pengobatan masal pada penderita, perbaikan gizi, dan perbaikan atau peningkatan sanitasi lingkungan.
Article Source:
- Gandahusada, S, Ilahude, H.H.D, Pribadi, W. 2006. Parasitologi Kedokteran, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
- Hadiwartomo, 1994. Seminar Tentang Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Cacing. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
- Tjitra, E. 1991. Penelitian-Penelitian Soil Transmitted Helminth Di Indonesia, Cermin Dunia Kedokteran, Jakarta.
Artikel Terkait
This post was written by: Public Health Portal
Public Health Portal as a Public Health Forum. Follow its on Twitter