Tuesday, October 9, 2012

Surveilans Kematian Ibu


Surveilans Kematian Ibu dan MDG 5

WHO memperkirakan, bahwa 98% penyebab kematian maternal di negara berkembang masuk katagori “dapat dicegah”. Menurut data WHO, pada periode 1997 s/d 2007, penyebab kematian maternal berturut-turut adalah hemorrhagic (35%), Hipertensi (18%), Inderect Cause (18%), other direct cause (11%), abortion and miscarriage (9%), Sepsis (8%), embolism (1%).

Sebagimana rekan-rekan ketahui (khususnya rekan Bidan), dalam strategi Global Millennium Development Goals (MDGs) penuruan angka kematian ibu merupakan tujuan 5  dari MDGs, yaitu Meningkatkan Kesehatan Ibu. Sedangkan target besarnya menurunkan angka kematian ibu antara tahun 1990-2015 sebesar tiga-perempatnya.

Secara definisi, menurut Depkes, Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil, bersalin dan nifas (sampai 42 hari setelah bersalin), sebagai akibat dari kelainan yang berkaitan dengan kehamilannya atau penyakit lain yang diperburuk oleh kehamilan, dan bukan karena kecelakaan. Beberapa ahli menyebut kematian ibu adalah ukuran penting dari kematian suatu bangsa dan masyarakat serta mengindikasikan kesenjangan dalam kesehatan dan akses ke pelayanan kesehatan (Daniel, dkk, 2002). Kematian ibu merupakan permasalahan kesehatan publik global dan penurunan kematian ibu adalah prioritas agenda kesehatan dan politik di setiap negara (Chichakli, dkk, 2000).

Penyebab Tertinggi Kematian Ibu

Sementara WHO mendefinisikan kematian ibu sebagai “kematian wanita saat hamil atau 42 hari setelah kehamilan berakhir, tanpa melihat lamanya kehamilan dan lokasi persalinan, karena sebab apapun terkait atau dipicu oleh kehamilan atau komplikasi dan manajemennya namun bukan karena sebab-sebab kecelakaan atau insidental”. Sementara terdapat dua alternatif alat ukur baru kematian ibu terkait dengan kehamilan, yaitu:
  • Kematian maternal lanjut (late maternal death) - Kematian yang diakibatkan penyebab obstetric langsung dan tidak langsung lebih dari 42 hari namun kurang dari 1 tahun (antara 42 hari – 1 tahun) setelah melahirkan (after termination of pregnancy).
  • Kematian terkait kehamilan (pregnancy-related death) - Kematian ibu yang terjadi selama kehamilan atau 42 hari setelah melahirkan, tanpa melihat penyebabnya, obstetric langsung dan tidak langsung (oleh sebab apapun). Kematian ibu terkait kehamilan (pregnancy-related death) sangat berguna ketika penyebab kematian sulit ditentukan dan ketika semua kematian di daerah itu disebabkan karena kehamilan.
Terdapat banyak faktor yang dapat menjadi penyebab dan dapat berpengaruh terhadap kematian ibu di Indonesia. Secara umum akronim, diantaranya kita mengenal istilah 3T (tiga fase terlambat) dan 4T (menghindari empat terlalu). Tiga fase terlambat (3T) yaitu: Terlambat Satu: terlambat memutuskan untuk mencari pertolongan baik secara individu, keluarga atau keduanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi fase satu ini adalah terlambat mengenali kehamilan dalam situasi gawat, jauh dari dari fasilitas kesehatan, biaya, persepsi mengenai kualitas dan efektivitas dari pelayanan kesehatan. Terlambat Dua: terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan. Faktor¬faktor fase dua ini adalah lamanya pengangkutan, kondisi jalan, dan biaya transportasi. Terlambat Tiga: terlambat mendapatkan pelayanan yang adekuat. Faktor-faktor yang mempengaruhi fase tiga ini adalah terlambat mendapatkan pelayanan pertama kali di RS (rujukan). Keterlambatan ini dapat dipengaruhi oleh kelengkapan peralatan rumah sakit, ketersediaan obat dan ketersediaan tenaga terlatih. Disamping faktor tiga terlambat tersebut, bagi wanita usia subur untuk menghindari empat terlalu (4T), yaitu : Terlalu mudah untuk melahirkan, Terlalu tua untuk melahirkan, Terlalu rapat jarak kelahiran dan Terlalu banyak melahirkan.

Waktu Kritis Kematian Ibu

Surveilans Kematian Ibu
Sebelum masuk pada surveilans kematian ibu ini, untuk mengingatkan rekan-rekan Bidan ada baiknya kita singgung kembali pengertian surveilans. Menurut Depkes RI, surveilans merupakan proses sistematis dan terus-menerus berkesinambungan yang meliputi pengumpulan data, analisis data dan interpretasinya dan mendeseminasikan bagi pihak-pihak yang memerlukan untuk dapat dilakukan tindak lanjut. Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program. Su rveilans Epidemiologi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam manajemen kesehatan untuk memberikan dukungan data dan informasi epidemiologi agar pengelolaan program kesehatan dapat berdaya guna secara optimal. Informasi epidemiologi yang berkualitas, cepat dan akurat merupakan evidence atau bukti untuk digunakan dalam proses pengambilan kebijakan yang tepat dalam pembangunan kesehatan (Depkes, 2006).

Pengukuran kematian ibu dinyatakan dalam tiga ukuran, yaitu (Graham et al, 2008).
  1. Maternal mortality ratio (MMR) atau angka kematian ibu, menggambarkan risiko yang mungkin terjadi pada setiap kehamilan sebagai risiko obstetrik yang dihitung dari seluruh jumlah ibu meninggal pada tahun tertentu per 100.000 kelahiran hidup pada periode yang sama.
  2. Maternal mortality rate- Jumlah ibu yang meninggal pada periode waktu tertentu per 100.000 wanita usia subur (usia 15-49 tahun).
  3. Lifetime risk atau risiko kematian seumur hidup adalah hasil dari suatu perhitungan kemungkinan hamil dan kemungkinan meninggal sebagai dampak dari kehamilan tersebut selama seorang wanita berada pada usia reproduktif.
Surveilans kematian ibu adalah suatu proses terus-menerus berkesinambungan untuk identifikasi kematian terkait kehamilan, mengkaji faktor-faktor penyebab kematian, menganalisis dan menginterpretasi informasi yang terkumpul, dan bertindak sesuai hasil yang ada untuk mengurangi kematian ibu di masa mendatang. Tujuan utama dari proses surveilans adalah untuk merangsang tindakan bukan hanya menghitung kasus dan angka atau rasio. Semua langkah-langkah identifikasi, pengumpulan dan analisis data, dan tindakan diperlukan dalam proses yang berkelanjutan untuk menentukan usaha dan mengurangi kematian terkait kehamilan (Berg, dkk, 2004).

Surveilans penyebab kematian ibu merupakan kegiatan yang sangat penting dalam manajemen kesehatan untuk memberikan dukungan data dan informasi epidemiologi agar pengelolaan program kesehatan dapat berdaya guna secara optimal. Informasi epidemiologi yang berkualitas, cepat dan akurat merupakan evidence/ bukti untuk digunakan dalam proses pengambilan kebijakan yang tepat dalam pembangunan kesehatan. Surveilans kematian ibu di tingkat masyarakat adalah pencarian secara aktif kematian ibu di masyarakat, dan bukan semata-mata menunggu laporan yang masuk tanpa dikaji kebenarannya. (Depkes, 2006).

Terdapat beberapa sasaran surveilans kematian ibu, meliputi:  menetapkan tingkatan dan kecenderungan kematian ibu;  mengidentifikasi faktor-faktor resiko dan faktor penentu (determinant factors); mendeteksi kelompok-kelompok berisiko (red flags); memonitor perilaku-perilaku dan pelayanan kesehatan; Memudahkan dalam perencanaan; mengidentifikasi pelatihan dan kebutuhan riset; serta memonitor dan mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program (WHO,2001).

Sementara menurut Berg, et.al (1998), tujuan umum surveilans epidemiologi kematian ibu adalah untuk memberi petunjuk dalam mengurangi angka kematian ibu dengan mengumpulkan, menganalisis, dan interpretasi data, melaporkan temuan dan membuat rekomendasi tindakan berdasarkan informasi yang diperoleh. Sedangkan tujuan khususnya antara lain :
  1. Mengumpulkan data akurat seputar kematian ibu, terkait dengan jumlah, identifikasi penyebab dan auditnya.
  2. Menganalisa data yang terkumpul melalui surveilans dan investigasi kematian, meliputi kecenderungan, sebab-sebab kematian (baik medis maupun non-medis); kemampuan pencegahan, serta pengelompokan berdasarkan kematian.
  3. Menjadikan rekomendasi yang diberikan sebagai tindakan nyata untuk menurunkan angka kematian ibu (seperti, penurunan kehamilan yang tidak diinginkan, penurunan prevalensi komplikasi dan pencegahan komplikasi yang menyebabkan kematian). Rekomendasi ini antara lain terkait dengan ketepatan waktu rujukan; akses ke tempat layanan dan lainnya.
  4. Menyebarkan temuan-temuan dan rekomendasi kepada pengambil kebijakan, personil kesehatan dan masyarakat.
  5. Mengevaluasi dampak intervensi.
  6. Meningkatkan kesadaran diantara para pengambil kebijakan, personil kesehatan, dan masyarakat tentang bahaya, dampak sosial, dan upaya pencegahan kematian ibu.
  7. Memberikan bahan pembanding bagi statistik kematian ibu pada level regional, nasional, dan internasional.
  8. Mengidentifikasi area kunci yang memerlukan penelitian lebih lanjut dan untuk membantu menyusun prioritas penelitian terkait dengan hal itu..
Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional penting mendapat prioritas karena akan sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang. Beberapa kendala dimungkinkan menjadi penyebab sulitnya menurunkan angka kematian ibu (AKI), seperti masih lemahnya sistem manajemen program kesehatan kita. Berbagai usaha telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia. Kita dapat menyebut beberapa diantaranya adalah program Making Pregnancy Safer (MPS) dan Safe Motherhood, yang merupakan strategi sektor kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan akibat kematian dan kesakitan ibu.

Gerakan safe motherhood telah berlangsung selama  20 tahun. Semantara saat ini, secara global masih terjadi sekitar 529,000 kematian ibu setiap tahunnya. Mungkin penting untuk kita renungkan bersama, adagium dan kesimpulan penting yang kemukan para ahli ini : Maternal health scope is larger than delivery, even though the highest mortality is during delivery  .....
 

Reffernce, antara lain :
  • Campbell OM, Graham WJ. Strategies for reducing maternal mortality: getting on with what works. Lancet 2006
  • Modul Pelatihan Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Depkes R.I. (2006)
  • Structure of Pregnancy-Related Mortality, Surveillance in the United States. Atlanta, Washington, D.C. Berg, C. et.al., 2004.
  • Maternal Mortality Surveillance, Training Course on Using Data for Decesion making. WHO. 2001.
  • Guidelines for Maternal Mortality Epidemiological Surveillance, Berg, C.et.all, 1998.
  • Graham W.J. et al. Measuring progress in reducing maternal mortality. Best Practice & Research Clinical Obstetrics and Gynaecology. 2008


Artikel Terkait