Saturday, June 30, 2012
Dampak Pencemaran Timbal pada Kesehatan
Do you like this story?
Pengaruh Pencemaran Plumbum/Timbal (Pb) terhadap Kesehatan
Saat ini masalah pencemaran lingkungan sudah sedemikian membahayakan lingkungan dan kesehatan. Kondisi lingkungan tercemar menyebabkan penurunan kualitas lingkungan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia. Pencemaran lingkungan terjadi sebagai akibat masuk atau dimasukkannya sesuatu (makhluk hidup, zat, atau energi) kedalam lingkungan. Lingkungan dikatagorikan tercemar jika telah terjadi perubahan dan bergeser dari kondisi semula.
Sebagaimana kita ketahui, salah satu jenis bahan pencemar yang berbahaya berupa pencemaran karena logam berat. Pencemaran oleh bahan aktif dari logam-logam berat sangat beracun dapat menghancurkan tatanan ekosistem organismenya. Daya racun yang dimiliki oleh bahan aktif logam berat akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim dalam proses fisiologis atau metabolisme tubuh. Sehingga proses metabolisme terputus. Selain itu bahan beracun tersebut dapat terakumulasi dalam tubuh yang akan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Salah satu jenis logam berat tersebut yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan serius adalah Timbal. Timbal dalam keseharian biasa dikenal dengan timah hitam, dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum, dengan symbol (Pb). Salah satu sumber utama pencemaran timbal adalah penddunaan bahan bakar minyak (BBM), dimana timbal digunakan sebagai salah satu komponen utama pencampur BBM, untuk meningkatkan nikai oktan. Timbal juga biasa kita dapatkan pada beberapa peralatan yang sering kita pakai selama ini seperti peralatan rumah tangga seperti sendok, garpu dan pisau. Timbal juga digunakan dalam bentuk oksida timbale sebagai pigmen atau zat pewarna dalam industri kosmetik dan glace serta industri keramik.
Timah hitam banyak digunakan untuk berbagai keperluan karena mempunyai sifat-sifat, antara lain: Mempunyai titik cair rendah sehingga jika digunakan dalam bentuk cair dibutuhkan teknik yang cukup sederhana dan tidak mahal. Timah hitam merupakan logam yang lunak sehingga mudah diubah menjadi berbagai bentuk. Timah hitam dapat membentuk alloy (suatu persenyawaan) dengan logam lainnya, dan alloy yang terbentuk sifatnya akan berbeda dengan timah hitam secara umurn.
Proses pencemaran Pb pada makanan, antara lain terjadi pada hasil olahan makanan dalam kaleng. Kontaminan ini antara lain dapat berasal dari kaleng karena proses pematrian pada saat penyambungan kaleng, atau dari campuran cat yang digunakan untuk melindungi metal. Air minum dapat tercemar cukup tinggi oleh timbal karena menggunakan pipa berlapis Pb.
Keberadaan timbal dalam tubuh dapat berpengaruh dan mengakibatkan berbagai gangguan fungsi jaringan dan metabolisme. Gangguan mulai dari sintesis haemoglobin darah, gangguan pada ginjal, system reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf serta gangguan fungsi paru-paru. Pengaruh lain yang sangat mengkawatirkan kita, bahwa seorang anak kecil dapat menurun dua point tingkat kecedasannya jika terdapat 10– 20 µg/dl pb dalam dalam darahnya.
Beberapa penelitian juga mendapatkan bahwa timbal dapat merusak jaringan saraf, fungsi ginjal, menurunkan kemampuan belajar dan membuat anak hiperaktif. Kondisi dapat dijelaskan bahwa jaringan lunak tubuh yang dapat menyerap Pb antara lain otak, hati, limfa, ginjal dan sumsum belakang dalam bentuk Pb posfat, kemudian mengalami redistribusi.
Pengaruh pencemaran pB dalam tubuh, bahkan dapat mempengaruhi kecerdasan. Tingkat kecerdasan anak (yang tubuhnya telah terkontaminasi Pb sampai 10 mikrogram) bisa menurun atau bahkan menjadi idiot. Pada ibu hamil dapat menyebabkan berkurangnya kesuburan, keguguran atau mempengaruhi perkembangan sel otak janin, bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan. Timbal yang terserap oleh anak, walaupun dalam jumlah kecil, dapat menyebabkan gangguan pada fase awal pertumbuhan fisik dan mental yang kemudian berakibat pada fungsi kecerdasan dan kemampuan akademik.
Reference: Palar. H, 2004, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. PT Rineka Cipta.Jakarta.
Artikel Terkait
This post was written by: Public Health Portal
Public Health Portal as a Public Health Forum. Follow its on Twitter